Abstract:
Indonesia memiliki berbagai tradisi budaya salah satunya yaitu tradisi ruwatan wayang golek yang ada di Desa Mulyasari, Kota Banjar. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan mengenai Tradisi Ruwatan Wayang Golek Sebagai Pilar Ketahanan Sosial Budaya Di Era Globalisasi: Studi Di Desa Mulyasari, Kota Banjar. Tradisi ruwatan wayang golek ini merupakan salah satu warisan yang penting. Di era globalisasi, tradisi ruwatan wayang golek ini menghadapi berbagai tatangan seperti modernisasi, dan perubahan gaya hidup masyarakat. Namun, tradisi ruwatan wayang golek juga memiliki potensi untuk menjadi pilar ketahanan sosial budaya, yaitu kemampuan masyarakat untuk mempertahankan identitas tradisi ruwatan wayang golek ini di tengah arus globalisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, dimana nantinya penelitian ini berfokus pada tradisi ruwatan wayang golek yang ada di Desa Mulyasari, Kota Banjar. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa tradisi ruwatan wayang golek memiliki peran yang mendukung ketahanan sosisal budaya di era globalisasi sekarang seperti pembentukan identitas dan menjaga keberlanjutan budaya. Tradisi ruwatan wayang golek ini mengajarkan 18 nilai karakter seperti religius, semangat kebangsaan, jujur, cinta tanah air, toleransi, menghargai prestasi, disiplin, bersahabat/komunikatif, kerja keras, cinta damai, kreatif, gemar membaca, mandiri, peduli lingkungan kepada masyarakat dan generasi muda. Tradisi ruwatan wayang golek ini mempererat hubungan sosial dan solidaritas antar anggota masyarakat. Tradisi ruwatan wayang golek ini melestarikan budaya leluhur dan menjaga identitas budaya masyarakat. Serta tradisi ruwatan wayang golek ini juga mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan tetap relevan bagi masyarakat Desa Mulyasari hingga sekarang.